Kalian sebagai pengguna android pasti mengenal Google Play Store, kan? Ya, Google Play Store adalah platform yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna android untuk mendapatkan aplikasi yang dibutuhkan atau sekadar mencoba-coba aplikasi yang dibuat oleh para developer di berbagai belahan dunia. Tapi, pernahkah kalian penasaran? Bagaimana sih proses yang harus dilakukan developer sebelum merilis aplikasinya? Format file apa sih yang harus dimasukkan di Google Play Store? Apakah ada sesuatu yang baru? Yuk, kita bahas secara detail!
Sebelum developer merilis aplikasi android ke Google Play, mereka perlu membuat seluruh kode yang telah ditulisnya ke dalam format APK. Setelah file berformat APK disertai dengan kunci keamanannya berhasil dibuat dan sudah publikasi di Google Play, pengguna di seluruh dunia dapat mengunduhnya. Google Play mendistribusikan APK ke pengguna, persis seperti file yang diunggah oleh developer ke setiap perangkat pengguna saat mereka menginstallnya.
Proses ini telah berjalan dengan baik selama bertahun-tahun. Akan tetapi, model ini menimbulkan masalah yang serius. Seiring berjalannya waktu, aplikasi akan terus dikembangkan dengan berbagai fitur baru dan perbaikan agar memiliki pengguna yang semakin banyak dan tidak akan beralih ke aplikasi lain. Dengan adanya fitur baru dan perbaikan tersebut, kode yang dituliskan menjadi semakin banyak. Alhasil, ukuran aplikasi menjadi semakin besar. Hal ini akan menimbulkan masalah bagi pengguna yang memiliki memori penyimpanan yang terbatas. Mereka harus menghapus aplikasi lain terlebih dahulu sebelum dapat menginstall aplikasi yang diinginkan. Untuk mengatasi hal tersebut, google merilis Android App Bundle.
Android App Bundle merupakan bagian dari Modern Android Development yang diluncurkan oleh Google pada tahun 2018. Langkah dalam merilis aplikasi android ke Google Play dalam format Android App Bundle (.aab) tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. Developer membuat file berformat *.aab disertai dengan kunci keamanannya lalu mengunggahnya di Google Play. Hal yang membedakannya adalah setelah berhasil diunggah, Google Play memprosesnya dan membuat APK terpisah –Fitur platform Android yang diperkenalkan di Android L– untuk setiap kemungkinan konfigurasi dan bahasa perangkat yang didukung oleh aplikasi yang telah dibuat. Selama masing-masing APK terpisah ditandatangani dengan kunci yang sama, platform Android akan memperlakukannya sebagai satu aplikasi, anggap saja APK terpisah sebagai bagian dari APK untuk menjalankan aplikasi, dan perangkat akan menggabungkan bagian-bagian yang dibutuhkan menjadi aplikasi yang utuh.
Android App Bundle ini menawarkan fitur-fitur efisien bagi developer dalam mengembangkan dan merilis aplikasi. Berikut beberapa fitur-fitur dari Android App Bundle.
1. Ukuran aplikasi yang lebih kecil
Google Play memiliki fitur Dynamic Delivery yang menggunakan Android App Bundle untuk membuat APK yang dioptimalkan untuk setiap konfigurasi perangkat. Alhasil, pengguna dapat menikmati unduhan aplikasi yang berukuran lebih kecil karena kode-kode dan sumber daya yang tidak terpakai yang diperlukan untuk konfigurasi di perangkat lain tidak ikut terunduh. Beberapa aplikasi di dunia sudah menerapkan Android App Bundle, seperti Dropbox, LinkedIn, Tinder, Duolingo, dan masih banyak lagi. Rata-rata ukuran aplikasi mereka dapat menghemat ruang sebanyak 35%.
2. Update yang lebih cepat
Langkah yang dilakukan dalam berinteraksi dengan pengguna dan mempertahankan pengguna adalah memastikan bahwa mereka mendapatkan semua fitur dan perbaikan terbaru. API update dalam aplikasi yang baru akan memungkinkan developer mendeteksi bila ada update yang tersedia dan mengintegrasikan alur update yang dapat disesuaikan dan diselaraskan, yang terlihat dan terasa seperti bagian dari aplikasi. Ketika update terdeteksi, developer dapat memberi tahu pengguna dengan perintah yang meminta mereka untuk segera mengupdate, atau menampilkan perintah untuk update yang fleksibel pada waktu dan cara yang dipilih oleh developer itu sendiri.
3. Menawarkan pengalaman instan
Selain membuat ukuran aplikasi menjadi lebih kecil, Android App Bundle juga mendukung aplikasi instan. Google Play Instan memungkinkan pengguna mencoba aplikasi dan game dari iklan dan dari link sebelum menginstall aplikasi atau game. Aplikasi instan ini terbukti dapat mendorong jumlah install dan mampu menarik pengguna yang sebelumnya tidak tertarik untuk menginstall aplikasi tersebut. Awalnya, developer harus membuat dan merilis aplikasi instan secara independen. Namun setelah adanya Android App Bundle, developer tidak perlu lagi membuat aplikasi instan secara terpisah. Developer dapat menambahkan modul yang berfungsi sebagai titik masuk aplikasi instan. Jika aplikasi cukup kecil, Anda dapat mengaktifkan modul dasar menjadi aplikasi instan.
Masih ada beberapa fitur fitur lain dari Android App Bundle. Intinya, Android App Bundle diciptakan untuk membantu developer menaikkan jumlah install dan menurunkan uninstall dengan ukuran aplikasi yang lebih kecil dan mekanisme rilis yang lebih sederhana. Android App Bundle juga mendukung aplikasi menjadi mudah untuk dikonfigurasi melalui fitur dinamis dan pengalaman instan. Selain itu, dapat menjaga aplikasi pengguna tetap update.